JellyPages.com

Total Pageviews

Saturday, February 26, 2011

Sahabat fillah yg dikasihi Allah...

Sahabat fillah yg dikasihi  Allah...

Dunia itu hanyalah bayangan yang tidak lama lagi akan hilang.

Dunia hanyalah setitis air bila dibandingkan lautan luas tak bertepi.

Sebanyak apapun yang engkau rengkuh di di dunia ini,

Maka ia hanya setitis dari lautan luas di bumi.

Oh tidak, bahkan kurang dari setitis.

Kerana setitis itu adalah untuk dunia seluruhnya,

Sementara engkau tak memiliki dunia seluruhnya.

Celakalah engkaua yang menyangka dunia ini adalah segala-galanya.

Sehingga kita mengorbankan apa saja untuk mendaptkannya.

Ingatlah, dunia yang kita lihat gemerlap ini

Hanya bayangan...

Hanya setitis air...

Hanya beberapa nafas...

Hanya beberapa tahun...

Dan setelah itu...

Kita akan memasuki gerbang keabadian.

Di sana hanya amalanmu...

Yang berguna untuk menggapai kebahagiaan.

Menuju syurga yang dijanjikan...

Yang kenikmatannya...

Tak pernah disaksikan oleh pandangan mata siapapun,

Tak pernah didengarkan oleh telinga siapapun jua,

Dan tak pernah terbetik dalam fikiran dan hati makhluk manapun.

Tapi, di sinilah, di dunia inilah kita menyemainya.

Dunia ini adalah ladang akhiratmu.

Di sinilah sumber kebahagiaan dan keberuntunganmu di akhirat.

Hanya di sini kita diizinkan oleh-Nya...

Untuk mengumpulkan bekal yang menguntungkanmu di sana.

Kalau saja kita tahu,

Dunia inilah yang selalu menjadi angan-angan...

Para penduduk Syurga dan Neraka untuk kembali ke dunia.

Tentang penghuni syurga yang mengangankan kembali ke dunia,

‘Abdullah ibn Mas’ud radhiallahu ‘anhu meriwayatkan :

“ Sesungguhnya para syuhada’ itu bagaikan burung-burung hijau yang lepas bebas di syurga ke mana saja ia mahu. Kemudian ia akan kembali pada pelita-pelita yang bergantungan di ‘arsy. Dan ketika mereka berada dalam keadaan seperti itu, muncullah Rabb mereka di hadapan mereka seraya berkata : “Wahai hamba-hambaKu, mintalah kepadaKu apa saja yang kalian inginkan !”.

Mereka pun berkata : “Wahai Rabb kami ! Kami meminta padaMu agar Engkau mengembalikan ruh kami ke dalam jasad kami, lalu Engkau kembalikan kami ke dunia hingga kami dibunuh sekali lagi di sana (di jalanMu).”
Maka tatkala Allah melihat bahawa mereka tidak meminta selain hal itu, Dia pun meninggalkan mereka.” ( HR. Muslim)

Allah Ta’ala berfirman tentang penghuni Neraka :

“Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata : “Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami serta menjadi orang-orang yang beriman”, (tentulah engkau –Muhammad- akan melihat suatu peristiwa yang memilukan.” (QS. 6 : 27)

Dalam ayat lain dikatakan :

“Dan mereka (para penghuni neraka) itu berteriak di dalam neraka itu : “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan amal yang soleh berbeza dengan dahulu telah kami kerjakan.” (QS. 35 : 37)

Sungguh jauh perbezaan antara kedua angan-angan itu.

Sama-sama berangan untuk kembali demi melakukan amal soleh.

Namun yang satu kerana merasakan dahsyatnya seksa neraka,

Sementara yang lain kerana telah merasakan ni’mat yang tiada tiara.

Ada baiknya kita yang masih di dunia,

Membayangkan kenikmatan syurga ...

Agar lebih berusaha keras untuk melaksanakan perintah-Nya

Dan beramal sunnah untuk menaikkan darjat di syurga.

Juga membayangkan dahsyatnya seksa neraka...

Agar lebih berusaha keras menjauhi dosa larangan-Nya

Dan menjauhi sesuatu yang sia-sia.

Seorang salaf bernama Ibrahim At Taimy rahimahullah pernah mengatakan :

“Aku membayangkan diriku berada di dalam syurga, memakan buah-buahnya, memeluk bidadari-bidadarinya yang perawan dan menikmati segala kenikmatannya. Lalu aku berkata kepada diriku sendiri : “Wahai diriku ! Apa sesungguhnya yang engkau angan-angankan saat ini ??”.

Ia menjawab : “Aku mengangankan untuk dikembalikan ke dunia agar aku dapat menambah amal-amal yang menyebabkan aku mendapatkan semua nikmat ini.”

”Lalu aku membayangkan diriku di dalam neraka. Dibakar dengan apinya yang menyala-nyala. Dipaksa untuk meminum air hamim-nya yang dipenuhi darah dan nanah. Dan memakan buah zaqqum-nya yang menjijikkan.”

Maka aku berkata pada diriku sendiri : “Apakah yang engkau inginkan saat ini ??”

Ia menjawab : “Aku ingin dikembalikan ke dunia lagi agar aku dapat mengerjakan amalan yang dapat menyelamatkan aku dari siksaan yang mengerikan ini.”
(Setelah membayangkan itu semua), akupun berkata pada diriku sendiri :

“Wahai diriku ! Engkau telah mendapatkan angan-anganmu itu. (Kini engkau masih berada di dunia), maka segeralah beramal !”.

Sahabat fillah yg dikasihi Allah

Sedarilah bahawa masa hidup kita sungguh terbatas.

Nafas kita hanya berbilang.

Setiap tarikan dan hembusan nafas...

Tak lebih dari sebuah pertanda...

Bahawa usia kita di dunia telah berkurang.

Sungguh sangat singkat usia duniawi kita ini.

Kerananya...

Setiap potongan bahkan setiap bahagian terkecilnya

adalah permata yang tak ternilai dan tiada bandingnya.

Ingatlah...

Bahawa dengan kehidupan yang singkat ini...

Akan terjadi sebuah kehidupan yang abadi,

Abadi dalam kenikmatan

Atau abadi dalam azab yang penuh pedih-perih.

Bila kita mencuba membandingkan

Kehidupan dunia ini dengan kehidupan akhirat,

Akan sedarlah kita...

Bahawa setiap nafas itu berbanding lebih besar

daripada beribu-ribu tahun di akhirat,

Entah itu dalam kenikmatan yang tak berbatas atau sebaliknya.

Kerananya jangan sia-siakan permata umurmu...

Tanpa melakukan suatu amalan kebaikan.

Jangan engkau biarkan ia pergi...

Tanpa mendapatkan balasan yang setimpal.

Untuk menaikkan darjatmu di syurga

Atau menjauhkanmu dari siksa neraka.

Bersungguh-sungguhlah...

Agar setiap tarikan nafasmu tak pernah kosong...

Dari kesolehan dan taqarrub padaNya.

Sebab jika engkau kehilangan sebutir permata duniamu,

Betapa sedihnya hatimu…

Apalagi jika yang hilang adalah permata akhiratmu ?

Bagaimana mungkin engkau sanggup menyia-nyiakan,

Dan membuang detik-detikmu begitu saja ?

Bagaimana mungkin engkau ‘tenang-tenang’ saja,

Padahal semakin banyak jejak-jejak usiamu di dunia ini yang terhapus ?

Bayangkanlah jeritan penyesalan para penghuni neraka itu.

Air mata darah sekalipun tak brguna untuk kembali ke dunia.

Sahabat fillah yg dikasihi  Allah

Kini, aku dan kau masih di sini.

Ye, masih di dunia fana ini.

Tempat kita menyemai tanaman akhirat.

Maka marilah kita segera bertaubat dan beramal

Sunday, February 20, 2011

Ukhti, Jagalah Suaramu!

Penulis: Ummu Aufa
Muroja’ah: Ustadz Abu Salman (Pengajar Ma’had ‘Ilmi Putri)

Anugerah kecantikan yang Allah berikan kepada wanita dari berbagai sisinya dapat menimbulkan dampak kebaikan dan keburukan baik untuk dirinya sendiri atau lawan jenisnya. Bak mutiara indah yang senantiasa menebarkan kilauannya. Namun kilauan itu juga dapat menjadi ladang kemaksiatan jika tidak dijaga oleh pemiliknya seperti dicuri atau dirampas. Begitu pula keindahan dari seorang wanita akan mengundang keburukan jika tidak dijaga dengan baik. Keburukan yang akan timbul antara lain munculnya fitnah dari dalam dirinya. Sebagaimana telah disabdakan oleh Rosululloh ShollAllahu ‘Alaihi Wa salam, bahwa Wanita adalah salah satu perhiasan dunia yang bisa menjadi FITNAH.

“Tidaklah ada fitnah sepeninggalanku yang lebih besar bahayanya bagi laki-laki selain fitnah wanita. Dan sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil adalah disebabkan oleh wanita.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim no 2740 [97])

“Hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama kali yang menimpa bani isroil disebabkan oleh wanita.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim no 2742 [99])

Segala keindahan yang terdapat dalam diri seorang wanita harus dijaga, bahkan hal yang dianggap remeh pun seperti “suara”. Tanpa pernah kita sadari, suara juga bisa mendatangkan fitnah, meskipun suara itu keluar bukan dimaksudkan secara khusus untuk melagukannya atau untuk menarik perhatian. Untuk itu Allah telah melarang kaum Hawa untuk berlemah lembut dalam berbicara dengan laki-laki agar tidak timbul keinginan orang yang didalam hatinya terdapat penyakit seperti firman-Nya:

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara dengan mendayu-dayu sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (Al Ahzab: 32)

Saudariku, ayat ini turun untuk memperingatkan kita agar lebih berhati-hati dalam mengeluarkan suara kita. Allah juga melarang wanita untuk tidak berkata dengan lemah lembut dengan laki-laki yang bukan mahromnya, Peringatan itu pun semula Allah turunkan untuk Laki-laki di zaman Nabi yang kita tahu bahwa keimanan mereka lebih kuat dan akhlaknya lebih bagus daripada laki-laki di zaman sekarang.

Maka dari itu berbicaralah seperlunya saja dengan laki-laki yang bukan mahrom. Jika memang ada keperluan yang sangat darurat maka berbicara dibalik tabir itu lebih baik, seperti perintah Allah kepada kaum mukmin tatkala meminta sesuatu dengan wanita yang bukan mahrom dari balik tabir, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Apabila kamu meminta sesuatu kepada mereka (isteri-isteri nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Al Ahzab: 53)

Wahai ukhti, jagalah suara kita agar tidak menjadi fitnah yang besar bagi kaum Adam. Semoga Allah mengampuni kita semua wahai saudariku dengan keindahan-keindahan yang mengandung fitnah ini. Janganlah kita berbangga hati dengan keindahan yang kita punyai karena sesungguhnya di balik keindahan tersebut terdapat ujian bagi kita. Wallahu a’lam bisshowab

Maraji’:
Fatwa-Fatwa Ulama, Nasihat ulama Besar untuk Wanita Muslimah