JellyPages.com

Total Pageviews

Thursday, February 10, 2011

Melamar Wanita Yang Baik

Dalam melamar, seorang muslim dianjurkan untuk memperhatikan beberapa sifat yang ada pada wanita yang akan dilamar, diantaranya :


1. Wanita itu disunahkan seorang yang penuh cinta kasih. Maksudnya ia harus selalu menjaga kecintaan terhadap suaminya, sementara sang suami pun memiliki kecenderungan dan rasa cinta kepadanya. Selain itu, ia juga harus berusaha menjaga keridhaan suaminya, mengerjakan apa yang disukai suaminya, menjadikan suaminya merasa tentram hidup dengannya, senang berbincang dan berbagi kasih sayang dengannya. Dan hal itu jelas sejalan dengan firman Allah Ta’ala, Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya. Dan Dia jadikan di antara kalian rasa kasih dan saying. (ar-Ruum:21) .

2. Disunahkan pula agar wanita yang dilamar itu seorang yang banyak memberikan keturunan, karena ketenangan, kebahagiaan dan keharmonisan keluarga akan terwujud dengan lahirnya anak-anak yang menjadi harapan setiap pasangan suami-istri. Berkenaan dengan hal tersebut, Allah Ta’ala berfirman, Dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa’. (al-Furqan:74) . Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Menikahlah dengan wanita-wanita yang penuh cinta dan yang banyak melahirkan keturunan. Karena sesungguhnya aku merasa bangga dengan banyaknya jumlah kalian pada hari kiamat kelak. Demikian hadist yang diriwayatkan Abu Daud, Nasa’I, al-Hakim, dan ia mengatakan, Hadits tersebut sanadnya shahih.

3. Hendaknya wanita yang akan dinikahi itu seorang yang masih gadis dan masih muda. Hal itu sebagaimana yang ditegaskan dalam kitab Shahihain dan juga kiab-kitab lainnya dari hadits Jabir, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bertanya kepadanya, Apakah kamu menikahi seorang gadis atau janda? dia menjawab,”Seorang janda.”Lalu beliau bersabda, Mengapa kamu tidak menikahi seorang gadis yang kamu dapat bercumbu dengannya dan ia pun dapat mencumbuimu? . Karena seorang gadis akan mengantarkan pada tujian pernikahan. Selain itu seorang gadis juga akan lebih menyenangkan dan membahagiakan, lebih menarik untuk dinikmati akan berperilaku lebih menyenangkan, lebih indah dan lebih menarik untuk dipandang, lebih lembut untuk disentuh dan lebih mudah bagi suaminya untuk membentuk dan membimbing akhlaknya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri telah bersabda, Hendaklah kalian menikahi wanita-wanita muda, karena mereka mempunyai mulut yang lebih segar, mempunyai rahim yang lebih subur dan mempunyai cumbuan yang lebih menghangatkan. Demikian hadits yang diriwayatkan asy-Syirazi, dari Basyrah bin Ashim dari ayah nya, dari kakeknya. Dalam kitab Shahih al_Jami’ ash_Shaghir, al-Albani mengatakan, “Hadits ini shahih.”

4. Dianjurkan untuk tidak menikahi wanita yang masih termasuk keluarga dekat, karena Imam Syafi’I pernah mengatakan, “Jika seseorang menikahi wanita dari kalangan keluarganya sendiri, maka kemungkinan besar anaknnya mempunyai daya piker yang lemah.”

5. Disunahkan bagi seorang muslim untuk menikahi wanita yang mempunyai silsilah keturunan yang jelas dan terhormat, karena hal itu akan berpengaruh pada dirinya dan juga anak keturunannnya. Berkenaan dengan hal tersebut, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscahya kamu beruntung. (HR. Bukhari, Muslim dan juga yang lainnya).

6. Hendaknya wanita yang akan dinikahi itu taat beragama dan berakhlak mulia. Karena ketaatan menjalankan agama dan akhlaknya yang mulia akan menjadikannya pembantu bagi suaminya dalam menjalankan agamanya, sekaligus akan menjadi pendidik yang baik bagi anak-anaknya, akan dapat bergaul dengan keluarga suaminya. Selain itu ia juga akan senantiasa mentaati suaminya jika ia akan menyuruh, ridha dan lapang dada jika suaminya memberi, serta menyenangkan suaminya berhubungan atau melihatnnya. Wanita yang demikian adalah seperti yang difirmankan Allah Ta’ala, “Sebab itu, maka wanita-wanita yang shahih adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminyatidak berada di tempat, oleh karena Allah telah memelihara mereka”. (an-Nisa:34) . Sedangkan dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Dunia ini adalah kenikmatan, dan sebaik-baik kenikmatannya adalah wanita shalihah”. (HR. Muslim, Nasa’I dan Ibnu Majah).

7. Selain itu, hendaklah wanita yang akan dinikahi adalah seorang yang cantik, karena kecantikan akan menjadi dambaan setiap insan dan selalu diinginkan oleh setiap orang yang akan menikah, dan kecantikan itu pula yang akan membantu menjaga kesucian dan kehormatan. Dan hal itu telah disebutkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam hadits tentang hal-hal yang disukai dari kaum wanita. Kecantikan itu bersifat relatif. Setiap orang mempunyai gambaran tersendiri tentang kecantikan ini sesuai dengan selera dan keinginannya. Sebagian orang ada yang melihat bahwa kecantikan itu terletak pada wanita yang pendek, sementara sebagian yang lain memandang ada pada wanita yang tinggi. Sedangkan sebagian lainnya memandang kecantikan terletak pada warna kulit, baik coklat, putih, kuning dan sebagainya. Sebagian lain memandang bahwa kecantikan itu terletak pada keindahan suara dan kelembutan ucapannya. Demikianlah, yang jelas disunahkan bagi setiap orang untuk menikahi wanita yang ia anggap cantik sehingga ia tidak tertarik dan tergoda pada wanita lain, sehingga tercapailah tujuan pernikahan, yaitu kesucian dan kehormatan bagi tiap-tiap pasangan. tentang-pernikahan.com - Sumber: Fikih Keluarga, Syaikh Hasan Ayyub, Cetakan Pertama, Mei 2001, Pustaka Al-kautsar

Apa Makna Wanita Diciptakan dari Tulang Rusuk yang Paling Bengkok?

“Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas.Maka sikapilah para wanita dengan baik.” (HR al-Bukhari Kitab an-Nikah no 5186)
Ini adalah perintah untuk para suami, para ayah, saudara saudara laki laki dan lainnya untuk menghendaki kebaikan untuk kaum wanita, berbuat baik terhadap mereka , tidak mendzalimi mereka dan senantiasa memberikan ha-hak mereka serta mengarahkan mereka kepada kebaikan. Ini yang diwajibkan atas semua orang berdasarkan sabda Nabishalallahu ‘alayhi wasallam, “Berbuat baiklah kepada wanita.”
Hal ini jangan sampai terhalangi oleh perilaku mereka yang adakalanya bersikap buruk terhadap suaminya dan kerabatnya, baik berupa perkataan maupun perbuatan karena para wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, sebagaimana dikatakan oleh Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bahwa tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas.
Sebagaimana diketahui, bahwa yang paling atas itu adalah yang setelah pangkal rusuk, itulah tulang rusuk yang paling bengkok, itu jelas. Maknanya, pasti dalam kenyataannya ada kebengkokkan dan kekurangan. Karena itulah disebutkan dalam hadits lain dalam ash-Shahihain.“Aku tidak melihat orang orang yang kurang akal dan kurang agama yang lebih bias menghilangkan akal laki laki yang teguh daripada salah seorang diantara kalian (para wanita).” (HR. Al Bukhari no 304 dan Muslim no. 80)
Hadits Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam yang disebutkan dalam ash shahihain dari hadits Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu. Makna “kurang akal” dalam sabda Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam adalah bahwa persaksian dua wanita sebanding dengan persaksian seorang laki laki. Sedangkan makna “kurang agama” dalam sabda beliau adalah bahwa wanita itu kadang selama beberapa hari dan beberapa malam tidak shalat, yaitu ketika sedang haidh dan nifas. Kekurangan ini merupakan ketetapan Allah pada kaum wanita sehingga wanita tidak berdosa dalam hal ini.
Maka hendaknya wanita mengakui hal ini sesuai dengan petunjuk nabi shalallahu ‘alayhi wasallam walaupun ia berilmu dan bertaqwa, karena nabi shalallahu ‘alayhi wasallam tidak berbicara berdasarkan hawa nafsu, tapi berdasar wahyu yang Allah berikan kepadanya, lalu beliau sampaikan kepada ummatnya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Qs. An-Najm:4)
Sumber:Majmu Fatawa wa Maqadat Mutanawwi’ah juz 5 hall 300-301, Syaikh Ibn Baaz Fatwa fatwa Terkini Jilid 1 Bab Perlakuan Terhadap Istri penerbit Darul Haq

Sebab-Sebab Rendahnya Rasa Malu pada Wanita

Rendahnya rasa malu (terutama pada wanita) disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
1. Tidak adanya pendidikan secara serius semenjak kecil, karena orang yang terbiasa dengan sesuatu, pada masa mudanya akan terbawa terus hingga masa tuanya.
Sesungguhnya ranting-ranting itu akan tegak lurus
Manakala engkau meluruskannya (dimasa tumbuh)
Namun ia tidak bisa diluruskan
Ketika sudah menjadi kayu
2. Seringnya wanita bergaul dan berbincang-bincang dengan laki-laki ajnabi (yang bukan mahramnya).
3. Seringnya bergaul dengan orang- orang yang sedikit rasa malunya atau seringnya melihat mereka. Hal ini bisa melalui acara melancong ke luar negeri, bertemu di pasar, pusat-pusat perbelanjaan atau tempat wisata,  juga melalui media tontonan.
4. Termasuk faktor yang terpenting juga adalah dan seringnya wanita ke luar rumah. Allah berfirman,
Artinya, ”Dan berdiamlah kamu (istri-istri Nabi) di rumah-rumah kamu.”
Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam juga bersabda,
Artinya, ”Wanita itu adalah aurat.Sesungguhnya apabila ia keluar maka setan membuntutinya dan sesungguhnya dia tidak lebih dekat kepada Allah dibanding (ketika) ia berada di tengah-tengah rumahnya.”
Juga sabdanya yang lain,
Artinya, ”Janganlah kamu melarang istri-istrimu (mendatangi) masjid, sedang rumah-rumah mereka itu lebih baik bagi mereka.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)
Al Hafizh ad Dimyati berkata, “Ibnu Khuzaimah dan para ulama menyatakan bahwa shalat wanita di rumahnya lebih baik dibanding shalatnya di masjid, meskipun masjid, al-Haram Makah, masjid Nabawi Madinah atau masjid al Aqsha.

SEJARAH DAN HUKUM SAMBUT HARI VALENTINE.

Tarikh 14 Februari merupakan hari yang dianggap keramat oleh pasangan-pasangan yang sedang berkasih. Hari yang dikenali sebagai Valentine’s Day atau Hari Memperingati Kekasih dianggap sebagai satu masa untuk mengisytiharkan ketulusan cinta kepada pasangan masing-masing.

Maka pada 14 Februari, pasangan-pasangan kekasih ini akan memakai pakaian yang terbaik dan sebaiknya hendaklah ia berwarna merah, bertukar-tukar hadiah dan seeloknya adalah bunga ros berwarna merah.

Pasangan-pasangan ini juga akan bercanda di merata-rata tempat sehingga terjadilah adegan-adegan maksiat yang bertentangan dengan syarak demi untuk membuktikan kasih dan sayang mereka yang tidak ternilai harganya.

Saban tahun juga para ulama mengingatkan kepada umat Islam agar menghindari menyambut Hari Valentine ini namun ia seperti menuang air ke daun keladi. Hari Valentine tidak ada kena-mengena dengan umat Islam malah hukum menyambutnya adalah haram. Ia adalah sambutan yang berkaitan dengan agama Rom kuno dan juga Kristian.

Sejarah Sambutan Hari Valentine

Bila kita membicarakan tentang sejarah sambutan hari Valentine, maka kita akan dapati bahawa terdapat empat pendapat berkaitan dengannya.

- Pendapat pertama mengaitkannya dengan pesta sambutan kaum Rom kuno sebelum kedatangan agama Kristian yang dinamakan Lupercalia. Lupercalia merupakan upacara penyucian diri yang berlangsung dari 13 hingga 18 Februari. Dua hari pertama mereka menyembah dewi cinta bagi kaum Rom kuno yang bernama Juno Februata.

Pada hari ini para pemuda Rom memilih nama-nama gadis-gadis yang menjadi pilihan mereka lalu dimasukkan ke dalam sebuah kotak. Setiap pemuda tersebut kemudiannya akan mencabut nama tersebut dari dalam kotak itu secara rawak. Nama gadis yang tertera di dalam kertas tersebut akan menjadi pasangan yang akan menjadi objek hiburan seksnya selama setahun.

Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Pada hari ini mereka akan menyembelih seekor anjing dan kambing. Kemudian mereka akan memilih dua pemuda Rom yang dianggap paling gagah untuk menyapukan darah binatang tersebut ke badan mereka lalu mencucinya pula dengan susu.

Setelah itu akan di adakan perarakan besar-besaran yang diketuai dua pemuda tersebut dan mereka berdua akan memukul orang ramai yang berada di laluan mereka dengan kulit binatang dan para wanita akan berebut-rebut untuk menerima pukulan tersebut kerana mereka beranggapan ia akan menambahkan kesuburan mereka.

- Pendapat kedua mengaitkannya dengan kematian paderi St. Valentine ketika pemerintahan Raja Rom yang bernama Claudius II. Terdapat dua versi cerita berkaitan dengan St. Valentine ini.

Versi pertama. Pada masa pemerintahan Claudius II, kerajaan Rom yang menyembah dewa-dewi amat memusuhi penganut agama Kristian dan para mubaligh Kristian telah dipenjara serta disiksa. St. Valentine sebagai seorang yang tegar menganut agama Kristian dan aktif menyebarkan ajaran tersebut turut dipenjarakan oleh Cladius II.

Dikhabarkan St. Valentine walaupun dipenjarakan, beliau tetap mengajar dan menyebarkan agama tersebut di kalangan banduan-banduan penjara di samping membantu tawanan-tawanan penjara meloloskan diri dari penjara. Kegiatan ini telah diketahui oleh Cladius II dan beliau memerintahkan St. Valentine diseksa dan akhirnya dihukum bunuh pada 14 Februari.
Pengorbanan yang dilakukan oleh St Valentine ini dianggap oleh penganut Kristian sebagai satu pengorbanan yang besar demi kecintaan beliau terhadap agamanya. Malah St. Valentine disamakan dengan Jesus yang dianggap oleh penganut Kristian mati kerana menebus dosa yang dilakukan oleh kaumnya.

Dikatakan juga bahawa ketika di dalam penjara, beliau telah jatuh cinta dengan anak salah seorang pegawai penjara dan di akhir hayatnya sebelum dibunuh, beliau sempat menulis sepucuk surat cinta kepada gadis tersebut yang bertandatangan From your Valentine (Daripada Valentinemu).

Maka orang-orang Kristian mengambil sempena 14 Februari itu untuk meraikan hari kasih sayang demi memperingati hari kematian paderi mereka St. Valentine.

Versi kedua. Claudius II beranggapan bahawa anggota tentera yang muda dan masih bujang adalah lebih tabah dan kuat ketika berada di medan peperangan berbanding dengan mereka yang telah berkahwin. Justeru itu Cladius II menghalang para pemuda dari berkahwin.
Namun demikian St.Valentine menentangnya dengan keras dan beliau telah melakukan upacara pernikahan terhadap para pemuda-pemuda Rom secara sulit. Aktiviti St. Valentine ini akhirnya dapat diketahui oleh Cladius II lalu beliau mengarahkan St. Valentine ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M.

- Pendapat ketiga. Ia dirayakan sempena kejatuhan kerajaan Islam Andalusia di Sepanyol. St. Valentine merupakan individu yang memainkan peranan penting dalam usaha menjatuhkan kerajaan Islam pada masa itu. Disebabkan sumbangan beliau itu, St. Valentine dianggap sebagai kekasih rakyat. Tanggal 14 Februari 1492 merupakan tarikh kejatuhan Islam di Sepanyol dan dianggap pada hari itu hari kasih sayang kerana mereka menganggap Islam adalah agama yang zalim.

- Pendapat keempat. Sambutan hari Valentine ini bersempena dengan sifat burung yang musim mengawan burung yang jatuh pada 14hb Februari. Ini merupakan pendapat tradisi orang Inggeris.

Di sini kita dapat melihat dengan jelas bahawa asal-usul sambutan Hari Valentine ini tidak ada hubung-kaitnya dengan budaya serta agama bagi umat Islam.
Hukum sambut Valentine

Sebagaimana yang termaktub di dalam al-Quran dan al-Sunnah serta disepakati oleh generasi awal umat Islam hari kebesaran bagi umat Islam yang mana disyariatkan bagi kita menyambutnya hanyalah Hari Raya Aidilfitri dan Aidiladha.

Ini sebagaimana yang firman Allah SWT: Bagi tiap-tiap umat, Kami adakan satu syariat yang tertentu untuk mereka ikuti dan jalankan, maka janganlah ahli-ahli syariat yang lain membantahmu dalam urusan syariatmu; dan serulah (wahai Muhammad) umat manusia kepada agama Tuhanmu, kerana sesungguhnya engkau adalah berada di atas jalan yang lurus. (al-Hajj: 67)

Anas bin Malik r.a berkata: Nabi SAW pernah datang ke Madinah sedangkan penduduknya memiliki dua hari raya. Pada kedua-duanya mereka bermain-main (bergembira) di masa jahiliah. Lalu baginda bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan kedua-duanya bagi kamu semua dengan dua hari yang lebih baik, iaitu hari raya Aidiladha dan Aidilfitri”. (riwayat al-Nasaai, no: 959).

Oleh itu hendaklah umat Islam membataskan diri dengan menyambut hari-hari perayaan yang diiktiraf oleh Allah dan Rasul-Nya khusus untuk umat Islam. Setelah berakhir zaman salafussoleh iaitu tiga kurun terbaik bagi umat Islam, pelbagai hari perayaan telah ditambah ke dalam kalendar umat Islam seperti Maulid al-Rasul, Israk Mikraj, Maal Hijrah, Nuzul al-Quran dan lain-lain.

Namun demikian apa yang mendukacitakan adalah umat Islam pada zaman kini telah mula merayakan hari-hari perayaan yang langsung tidak berkaitan dengan umat Islam. Malah ia berasal dari budaya serta agama golongan yang ingkar kepada perintah Allah S.W.T. seperti sambutan Tahun Baru Masihi, Hari Halloween dan juga Hari Valentine yang sedang kita perbincangkan ini. Terdapat larangan daripada baginda s.a.w. untuk meniru budaya orang bukan Islam dan bagi mereka yang meniru budaya seperti ini ditakuti mereka akan tergolong bersama dalam golongan tersebut. Sabda baginda: ”Barang siapa menyerupai satu kaum, maka dia termasuk golongan mereka”. (riwayat Imam Abu Dawud, hadis no: 3512).

Tentang hukum menyambut Hari Valentine, Sheikh al-‘Utsaimin berkata: “Maka bila dalam merayakan Hari Valentine tersebut bermaksud untuk mengenangkan kembali St. Valentine, maka tidak diragukan bahawa orang itu telah kafir. Dan jika tidak bermaksud begitu namun sekadar ikut-ikutan kepada orang lain, maka orang itu telah melaksanakan dosa besar”.

Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Agama Islam Malaysia kali ke-71 yang bersidang pada 22 hingga 24 November 2005 memutuskan: “Bahawa amalan merayakan Valentine’s Day tidak pernah dianjurkan oleh Islam”.

Harus kita ingat bahawa golongan yang memusuhi Islam, akan sentiasa berusaha menanamkan benih-benih kesesatan dalam jiwa umat Islam supaya mereka jauh dari jalan yang lurus lagi diredai Allah SWT.

Firman-Nya: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (wahai Muhammad) sehingga engkau menurut agama mereka (yang telah terpesong itu). Katakanlah (kepada mereka): “Sesungguhnya petunjuk Allah (agama Islam itulah petunjuk yang benar). (al-Baqarah: 120)