JellyPages.com

Total Pageviews

Monday, March 21, 2011

Kami Bukan Muslimah Biasa..





Bismillahirrahmanirrahim....
Aku berdiri mematung di jendela kamar. Pikiranku melayang pada ikhwan itu. Entah apa yang aku inginkan sekarang,aku hanya ingin semuanya berubah menjadi halal....Tapi aku tak mungkin meneruskan perasaan ini sebelum semuanya benar-benar halal. Aku harus menyimpan perasaan ini,tak perlu aku menghancurkan kehormatan jilbabku dan agamaku untuk cinta semu ini. karna aku bukan muslimah biasa.


Kita memang sulit melepas kan ikatan cinta,tapi yakinlah kami sebagai muslimah bisa mengatur virus merah jambu yang diberi syetan untuk tidak mengalir dalam darah kami. Muslimah memang lemah karena bergantung dengan siklus hatinya yang mudah di warnai kekotoran cinta,apalagi oleh syetan-syetan yang mencoba menusuk kami dengan rayuan dan godaan harta..Naudzubillah..

Bukan hanya siklus cinta yang membuat muslimah kadang meradang malu atau bahkan tak punya malu. Lihatlah di sekeliling kita,berapa banyak muslimah yang tak punya rasa malu bukan hanya pda aurat tapi pada harta. Berebut dunia tanpa pikir akhirat,bahkan ada yang berpikiran buat apa mikir akhirat mikir dunia aja susah. Ada..ada yang kayak gini..Masyaallah..

Akhi, kami sebagai muslimah memerlukan keikut sertaanmu dalam membangun jiwa kami. Jangan tatap kami dengan dengan matamu yang penuh nafsu dunia,tundukkan pandanganmu. Jagalah hijab kami,jagalah kehormatan kami. Jangan kalian nodai hijab kami dengan yang namanya cinta semumu.

Kami menjaga kehormatan kami,tapi selalu tercoreng karna syetan cinta. kami menjaga jilbab kami,tapi terhapus iblis rayuan. Jangan benci kami karna kami menolak syetan yang merayu kami.jangan cemooh kami karna kami tak ingin berkhalwat dengan iblis yang mengajak berduaan. Tolong Saudaraku..bantu kami menjaga kehormatan kami.

Ukhti,apa lagi yang ingin kau tunggu?? Lebarkan jilbabmu,tinggalkan celana pensilmu,tinggalkan kaos ketatmu. Pakailah jilbabmu sebagai kehormatan dan penjagamu. Apakah kau tak ingat sayang,agamamu sangat menghormatimu. Kenapa engkau enggan menghormati auratmu?? Bukan rambutmu yang menjadi kecantikanmu,bukan putihnya kulitmu yang menjadikan kau bersinar. Bukan kakimu yang indah yang membuatmu semampai. Tapi akhlakmu yang menjadikan dirimu cantik,tapi jilbabmu yang membuatmu indah,tapi dakwahmu yang membuat kau semampai tinggi.

Kami bukan muslimah biasa..hati kami selalu tersurut taqwa kepada Allah..

Kami bukan muslimah biasa..kami senantiasa haus akan ilmu..

Kami bukan muslimah biasa..yang tak akan gentar melawan nafsu kami..

Kami bukan muslimah biasa..tak akan takut berkata yang benar itu benar..

Kami bukan muslimah biasa..selalu menjaga tutur kata dan sopan santun kami..

Kami bukan muslimah biasa..selalu menundukkan pandangan
agar terjaga mata kami..

Kami bukan muslimah biasa..tak akan tunduk pada syetan perayu..

Kami bukan muslimah biasa..hidup dunia adalah ladang kami..

Kami bukan muslimah biasa..tak kan terpesona rayuan dunia..

Kami bukan muslimah biasa..impian kami adalah surgaNya..

Kami bukan muslimah biasa..cahaya iman akan terus terpancar pada kami..

Kami bukan muslimah biasa..selalu menjunjung Al quran dan sunnah

Kami bukan muslimah biasa..selalu meneladani sahabiyah..

Kami bukan muslimah biasa..Tapi kami wanita Luar Biasa.

Saksikan Bahwa Kami Akan Menjadi Muslimah Luar Biasa

Menjadi wanita itu indah..Menjadi muslimah itu lebih indah..Menjadi mukminah jauh lebih indah..tapi menjadi Sholihah itu adalah pilihan..

Wallahu’alam bi Showwab...

Saturday, March 19, 2011

Persahabatan antara lelaki dgn wanita


Sahabat mempunyai kedudukan yang begitu khusus dalam hati seseorang. Apa masalahnya apabila seseorang itu bersahabat dengan lawan jenisnya? Bolehkah kita bersahabat dengan jejaka atau sebaliknya?

Apabila berlaku persahabatan antara lelaki dan wanita sesungguhnya tidak akan ada jaminan hubungan ini benar-benar tulus dan murni. Sekurang-kurangnya, pasti ada harapan dan rasa memiliki. Tidak kira pada si jejaka atau wanita atau kedua-duanya sekali. Mesti ada kemungkinan walau pun pada kadar yang sedikit. Hubungan seumpama ini mempunyai batas atau dinding yang teramat nipis. Terlalu sukar dan rumit untuk membezakan adakah hubungan ini benar-benar sekadar persahabatan atau sudah mula menjurus kepada saling mencintai yang mengharapkan wujudnya hubungan hati dan fizikal. Suatu yang amat sukar dihindari untuk suka yang lebih dari sekadar sahabat. Maka mulalah si jejaka atau wanita itu mengangan-angankan “Kalaulah dia menjadi pendamping dalam hidupku”. Ketika inni sesungguhnya “tazyin syaitan” telah berjaya memainkan peranannya. Bisikan indah dari musuh utama dan pertama (syaitan) telah merempuh masuk ke dalam hati yang telah sedia ada dalam keadaan lemah dan longgar pertahanannya.

Berhentikan Proses Seterusnya!

Oleh itu, para muslimin dan muslimat yang dihormati, jika perkenalan kita sudah berubah menjadi simpati segeralah disusuli dengan pernikahan jika mahu proses persahabatan berlanjutan. Inilah persahabatan yang ideal. Manakala persahabatan di luar akad pernikahan bukanlah persahabatan ala sahabat (Rasulullah SAW).

Sebagaimana yang terjadi antara Ali dan Fatimah. Setelah pernikahan antara Ali dan Fatimah, maka Fatimah pun berterus terang kepada Ali. “Wahai Ali, sebelum aku bernikah dengan engkau di Kota Mekah ini, ada seorang pemuda yang menjadi idola di hatiku. Aku sangat inginkan kelak dia menjadi suamiku. Tapi semuanya itu aku simpan di dalam hatiku.” Kata Fatimah. “Kalau begitu engkau menyesal menikahi aku? Tanya Ali. “Tidak, kerana pemuda itu adalah engkau.” Jawab Fatimah.

Oleh itu, di dalam Islam kita dibenarkan menilai dan menyukai pemuda yang soleh namun ia tidak diluahkan dan memadai disimpan di dalam hati. Sesungguhnya cinta itu boleh ‘menghinggapi sesiapa sahaja’ termasuk orang yang beriman atau para pendakwah. Apabila batas-batas pergaulan dan percampuran antara lelaki dan perempuan dilanggar, proses persahabatan sebegini akan terus bergulir dan tak mungkin dihindari. Oleh itu tidak mustahil jika para pendakwah lelaki dan perempuan juga turut terjebak untuk saling rindu-merindui…..

Sudah terlanjur digosipkan….

Pengendalian diri ketika percampuran antara lelaki dan perempuan adalah suatu yang abstrak. Kita tidak mampu mengukurnya. Hanya Allah sahaja yang Maha Mengetahui. Adakalanya, kita berjauhan dari segi fizikal tetapi hati ‘berdegup’ hebat. Ada juga yang fizikalnya berdekatan tetapi hatinya biasa sahaja. Namun ini bukan bermakna kita dibolehkan untuk bergaul bebas.

Bagaimana pula jika sudah terlanjur digosipkan, daripada fitnah, baik nikah sahaja. Inilah salah satu kesilapan besar. Ia bukanlah keputusan bijak. Tindakan yang diambil dengan menikahi rakan tersebut akan membenarkan sangkaan dan tohmahan orang selama ini. Tindakan sewajarnya yang mesti diambil adalah segera hentikan hubungan tersebut. Jauhilah fitnah dengan mengendalikan hati, namun ketika hati tak terkendalikan jagalah jarak fizikal. Hindarilah perkara-perkara yang mengundang fitnah seperti memberikan hadiah, sering berdua-duaan, sering telefon dan seumpamanya.

Jangan Terperangkap

Hati manusia memang mudah berubah. Pagi kata benci petang pula kata rindu. Sesungguhnya hati merupakan bejana yang paling penting. Ia merupakan kunci segala-galanya. Hati mestilah dikendali dengan sebaik-baiknya. Manakala pandangan pula titik langkah awal yang amat perlu diawasi kerana dari ‘mata jatuh ke hati’.

Sebagaimana yang berlaku pada Ibnu Abbas, ketika menunaikan haji tergoda melihat seorang wanita, maka spontan Nabi SAW menegur dan memalingkan pandangannya dari wanita tersebut. Lalu bersabda:”Jangan kau ikuti pandangan itu dengan pandangan yang lain.”

Ketika inilah peranan iman yang kuat serta aktiviti “tazkiyatun nafs” (penyucian jiwa) perlu dimainkan. Di saat iman sedang merudum, sebaik-baiknya, minimakanlah aktiviti yang melibatkan lawan jenis. Walaupun dalam aktiviti keislaman, yang perlu dijaga adalah diri dan keimanan bukan sekadar jarak sehingga tidak berkomunikasi. Ingatlah, jangan sekali-kali ketika mengibarkan bendera kegiatan Islam dalam masa yang sama menjatuhkan Islam.

Sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui kelemahan insan. Lalu Dia telah mengingatkan orang yang beriman serta umat Islam seluruhnya agar menjaga pandangan dengan firman-Nya: “Katakanlah kepada orang-orang beriman lelaki, supaya mereka menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan. Itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang mereka usahakan. Katakanlah kepada orang-orang beriman perempuan, supaya mereka menjaga kehormatannya dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasannya, kecuali apa yang biasa lahir daripadanya…..” (an-Nur:31-32)

Mencegah itu lebih baik dari mengubati. Jagalah batas-batas pergaulan agar tidak terlanjur memendam rasa. Berusahalah membataskan komunikasi dengan urusan-urusan yang penting, jangan sekali mencari alasan dan agenda untuk bertemu. Jangan sekali membuat agenda baru agar dapat berinteraksi kembali. Sesunguhnya jika ini tidak dikawal ia merupakan permulaan tidak berdisiplinnya kita dalam mengamalkan Islam.